Skip to main content

follow us

MENGGENGGAM KENIKMATAN DOSA

Suatu  hari Tian, seorang anak laki-laki berusia 8 tahun sedang bermain- main dengan sebuah vas bunga yang sangat mahal. Anak ini memasukkan tangannya ke dalam vas itu, tetapi ia tak bisa menariknya keluar. Ayahnya berusaha keras menolongnya, tetapi semua usahanya sia-sia. Keduanya murung karena tidak rela memecahkan vas yang indah itu. Lalu sang ayah menarik nafas dan berkata, "Sekarang anakku, kita coba sekali lagi. Buka tanganmu, dan luruskan jari-jarimu seperti yang Ayah lakukan, lalu tarik."

Tetapi Tian menjawab, "Enggak mau akh. Aku nggak  mungkin meluruskan jari-jariku  seperti itu. Ntar koin aku  jatuh.".

Seperti Tian, kebanyakan dari kita sering bertindak begitu. Kita demikian sibuk memegangi koin yang tak berharga sehingga kita tidak dapat menerima kebebasan. Terkadang kehidupan dalam dosa dianggap sebagai sesuatu harta yang sebenarnya telah membutakan mata rohani kita.  Kita begitu menikmatinya ketika kita mendapatkan uang tambahan karena korupsi, ketika kita bolos kerja, ketika kita menyontek pe-er teman, ketika kita menipu pembeli barang dagangan kita, dll.

Adalah hal yang sulit jika kita harus rela melepaskan prinsip duniawi dan sesuatu yang telah menjadi pegangan atas hal-hal yang kita sukai dan kita anggap berharga dalam kungkungan dosa. Tetapi bukan berarti itu tidak bisa. Semua kembali ke diri kita, pilihan di tangan kita, apakah mau melepaskannya atau tidak.



You Might Also Like:

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar