Alam Realita dan alam pikiran => Otomatisasi Quantum Dzikir
Dzikir (SQ, EQ, Ma Q, IQ) => Dzikir adalah inti kausa prima kecerdasan
Salah Kaprah dalam Dzikir :
Sering kitat terjebak pemahaman bahwa diri kita merasa sudah dekat dengan Allah, sehingga
segala doa akan dikabulkannya, sekalipun doa tersebut bertentangan dengan sunatullah
(ketetapan Allah sendiri).
Dalam QS Ar Rad {13}:11, dijelaskan bahwa ketetapannya tidak akan berubah. Orang yang cerdas dalam dzikirnya tidak akan diam dalam melawan kemiskinan dan menumpas kebodohan. Akan tetapi ia akan tetap berdzikir kepada Allah, kemudian ia berfikir keras bagaimana caranya menjadi orang berkecukupan dan pandai, dan akhirnya ia mewujudkan melalui ikhtiar, belajar serta bekerja sekuat tenaga.
Orang yang cerdas dengan dzikirnya, tidak akan tinggal diam bila dirinya terbelit hutang. Pertama, dia be rdzikir kepada Allah, kemudian berfikir keras untuk melunasi sesuatu untuk membayar hutangnya, selanjutnya ikhtiar mewujudkan apa yang telah dihasilkan dari dzikir dan fikir.
Perpaduan dzikir, fikir dan ikhtiar akan membangkitkan kekuatan hati yang melahirkan jiwa optimis tingkat tinggi. Dan, pada titik inilah manusia akan “ada” sebagaimana ia memikirkan dirinya.
Realitas Quantum Dzikir, yang mengantarkan pada kecerdasan optimum, merupakan realitas
kuanta (kasat mata) yang mampu mengaktivasi kekuatan hati, sehingga derajat manusia semakin sempurna.
Semua kecerdasan manusia berasal dari unsur vibrasi energi dzikir :
Wilayah Kuanta (Tak tampak) :
Imajinasi energi vibrasi dzikir (makrifat)
Kata hati (spiritual)
Perasaan (emosi)
Wilayah Tampak (Fisika) :
Pikiran (inteligensi)
Panca Indra
Fenomena
Ilmuwan fisika Quantum menjelaskan bahwa getaran2 energi halus juga dinamakan Quark String, atau biasa disebut Quanta yang “tak tampak” perwujudannya ternyata merupakan bahan dasar dari semua yang “tampak”. Quanta adalah bahan baku semua benda di alam semesta, dan luar biasanya, quanta bukanlah sembarang benda, tetapi merupakan vibrasi energi yang memiliki kecerdasan dan kesadaran hidup.
Dalam skema diatas dapat diamati bahwa seluruh fenomena yang dialami manusia berawal dari fikirannya. Sementara fikiran manusia tesusun dari bisikan-bisikan perasaan. Perasaan berasal dari inteligensi atau kecerdasannya, kecerdasan berasal dari kekuatan intuitif, dan intuitif mampu membisikan kecerdasan sempurna, kecerdasan sempurna berasal dari energi vibrasi dzikir yang diberikan Tuhan. Inilah wilayah hakiki Quantum dzikir.
Dzikir merupakan ibadah hati dan lisan, yang tidak mengenal batasan waktu. Bahkan Allah
menyifati ulil albab, adalah mereka-mereka yang senantiasa menyebut Rabnya, baik dalam keadaan
berdiri, duduk bahkan juga berbaring. Oleh karenanya dzikir bukan hanya ibadah yang bersifat lisaniah, namun juga qolbiah.
Imam Nawawi menyatakan bahwa yang afdhal adalah dilakukan bersamaan di lisan dan di hati.
Sekiranya pun harus salah satunya, maka dzikir hatilah yang lebih afdhal. Meskipun demikian, menghadirkan maknanya dalam hati, memahami maksudnya merupakan suatu hal yang harus diupayakan dalam dzikir.
Imam Nawawi menyatakan: "Yang dimaksud dengan dzikir adalah menghadirkan hati. Seyogyanya hal ini menjadi tujuan dzikir, hingga seseorang berusaha merealisasikannya dengan mentadabburi apa yang didzikirkan dan memahami makna yang dikandungnya.."
Dzikir adalah suatu hal yang paling indah dalam kehidupan fana ini. Oleh karenanya, sesungguhnya tidak ada alasan apapun, yang membolehkan seorang muslim meninggalkan dzikir.
Justru semakin seorang muslim tenggelam dalam kelezatan dzikir, semakin pula ia rindu dan rindu pada Dzat yang di sebutnya dalam dzikirnya. Dan jika seorang hamba rindu pada Khaliq-nya, maka Sang Khaliq pun akan rindu padanya. Rasulullah SAW mengatakan,
"Barangsiapa yang merindukan pertemuan dengan Allah, maka Allah pun merindukan pertemuan dengannya.
"Ya Allah, jadikanlah kami sebagai hamba-hamba-Mu
yang senantiasa Engkau rindukan... Amiiin."
Published with Blogger-droid v2.0.4