Bismillah
Ada seseorang yang kusukai...
Sejak pertama kali bertemu dengannya, aku tahu dia berbeda. Tingkahnya yang polos, senyumnya yang ceria, tuturnya yang lembut, semuanya aku suka. Bahkan gurat kesepian, luap amarah dan sendu tangisnya tidak membuat perhatianku teralihkan darinya. Malah aku semakin terpaku padanya. Sayang, dia tidak tahu bahwa aku ada. Maksudku, tentang keberadaanku. Mungkinkah dia tahu tapi pura-pura tidak tahu...(?) Eh, aku lebih suka berpikir mungkin dia benar-benar tidak tahu bahwa aku ada di sini, untuk dirinya.
Ada seseorang yang kusukai...
Masih dia, seorang yang sama. Akhirnya dia menemukanku. Iya, dengan susah payah aku keluar dari tempat persembunyian. Aku mencoba mengenalkan diri dengan baik dan santun. Sungguh, ini bukan keahlianku. Aku tahu, aku sangat kaku, bicara pun masih blepotan. Dengan semua kekurangan itu aku katakan, aku tulus, benar-benar tulus melepas ketakutanku untuk mengajaknya bicara. Saat itu aku begitu ingin tahu apa pendapatnya tentangku. Anehkah diriku? Err-rr, aku bukan seorang yang memiliki kemampuan membaca pikiran jadi aku tidak tahu apa yang dipikirkannya saat itu.
Ada seseorang yang kusukai...
Hanya dia seorang. Masih tetap orang yang sama. Ketika aku merasa lebih dekat dengannya, aku memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaanku. Tahukah apa yang terjadi? Dia membalas ucapanku dengan kalimat Bahasa Inggris yang katanya berasal dari Shakespeare, tokoh favoritnya. "You say that you love rain, but you open your umbrella when it rains . You say that you love the sun, but you find a shadow spot when the sun shines. You say that you love the wind, but you close your windows when wind blows. This is why I am afraid, you say that you love me too." Aku masih belum bisa Bahasa Inggris. Aku harus mencari tahu apa artinya.
Ada seseorang yang kusukai...
Tak ada lagi selain dia. Seseorang yang menjawab rasa sukaku dengan kalimat puitis asing. Membuatku berkutat di google translate selama beberapa menit. Aku pikir dia akan mengerti dengan apa yang ada di hatiku. Namun, ternyata ada ragu yang terlintas di hatinya. Dia bercerita luwes bahwa di masa lampau hatinya telah begitu banyak terluka, membuatnya merana dan terjatuh dalam kegelapan. Jujur saja, tanpa memberitahuku tentang hal itupun, aku sudah tahu. Makanya aku begitu marah dengan orang-orang yang pernah melukai dan menyakitinya. Aku tahu semua hal tentang dia dan tak sedikit pun dari kisah masa lalunya mampu meruntuhkan rasaku. Aku menyukai dirinya apa adanya.
Ada seseorang yang kusukai...
Ada seseorang yang kusukai...
Satu-satunya, dia selamanya. Sosok yang memalingkan duniaku. Apakah aku akan bisa mendapat penggantinya? Pertanyaan menarik. Tapi untuk saat ini, aku tidak ingin menjawabnya. Yang aku inginkan hanyalah berusaha sekuat tenaga melukis kebahagiaan di hidupnya. Tak ada yang tahu, apakah pada akhirnya aku hanya akan membuatnya menangis. Atau malah aku yang menangis. Satu yang pasti. Ada seseorang yang kusukai.
Untuk dan hanya untuk seseorang yang tinggal di langit.
Aku menyukai dirimu karena Allah Subhanahu wa Ta'ala.