Di dalam sebuah rumah kosong yang letaknya terpencil, Komandan Lee meminta bantuan pada Daniel Craig untuk melarikan diri. Paspor Cina, uang sejuta dolar, dan tempat untuk tinggal di Swiss. Ia mengancam akan memberitahu semua orang kalo otak rencana ini adalah Klub M.
Daniel Craig berkata ia mengerti lalu menutup teleponnya. Sekretaris Bong-gu mengangguk pada Daniel Craig. Tak lama kemudian sebuah mobil tiba di tempat persembunyian Komandan Lee. Mobil yang disepakati sebagai kendaraan untuk Komandan Lee bisa melarikan keluar negara ini. Tapi tiba-tiba orang dari mobil itu menembak. Pengawal Komandan Lee mati tertembak.
Komandan Lee segera melarikan diri melalui pintu belakang bangunan itu. Tapi tempat itu sudah dikepung oleh ayah Hang-ah. Komandan Lee menodongkan senjata ke kepalanya sendiri. Ayah Hang-ah menantangnya untuk menembak dirinya sendiri. Pelan-pelan Komandan Lee menurunkan senjatanya. Ia pun ditangkap.
Telepon ayah Hang-ah berbunyi. Dari Sekretaris Bong-gu. Ia berkata dengan bangga kalau ia memberi tahu keberadaan Komandan Lee sebagai bantuan pada Korea Utara. Ayah Hang-ah tertawa geli. Entah karena ucapannya entah karena ia memang tidak mengerti bahasa Inggris. Ia langsung menutup teleponnya.
Sekretaris Bong-gu tiba-tiba dicekik oleh Bon Bon. Bong-gu yang terlihat marah, berdiri dan mendekati Sekretarisnya. Ia mengeluarkan suntikan. Berisi obat yang sama yang telah membunuh ayahnya. Sekretaris Bong-gu sangat ketakutan. Bong-gu berkata jika ia tak mau mati maka bekerjalah dengan benar. Ia menurunkan suntikannya dan Bon-Bon melepaskan cekikannya. Sekretaris Bong-gu merosot lemas di lantai.
Segera saja berita mengenai kejadian di taman itu tersebar. Dalam laporan itu disebutkan para perwira WOC dari Korea Utara berperan penting dalam penyelamatan Raja Korsel. Dong-ha mengeluh perwira dari Selatan tidak disebut sama sekali.
Media Korea Utara pun menyampaikan permintaan maaf karena telah terjadi sesuatu pada saat Raja Lee Jae-ha ber kunjung ke negara itu.
Satu hal yang dipertanyakan semua orang mengenai insiden itu adalah: siapakah Kim Bong-gu? Sekretaris Eun muncul di media untuk memberikan penjelasan.
"Kim Bong-gu bukanlah suatu pribadi. Itu adalah nama yang diberikan oleh Yang Mulia pada kelompok-kelompok orang yang menentang perdamaian Korea Utara dan Selatan. Kami keluarga kerajaan menyampaikan permintaan maaf pada orang-orang tak bersalah yang menderita karena kebetulan memiliki nama yang sama."
Sekretaris Eun menelepon Jae-ha dan melaporkan kalau ia telah menangani pemberitaan media. Jae-ha bertanya apakah komputer tablet yang berisi rekaman video Bong-gu telah ditemukan. Sekretaris Eun berkata tetap saja mereka tidak memiliki kekuatan untuk bertindak.
Semua negara sebenarnya tahu Kim Bong-gu adalah John Mayer. Tidak ada yang bertindak karena semua takut bisa mendatangkan perang ke negaranya sendiri. Bahkan pemerintah Cina dan Amerika Serikatpun tidak berani mengambil sikap.
Bong-gu telah menyogok banyak politikus dan memanipulasi mereka. Ia juga berhubungan baik dengan negara-negara itu. Karena selain Bong-gu, negara-negara t etangga pun tidak menyukai perdamaian Korea Utara dan Selatan.
Jae-ha bertanya dengan frustrasi kalau begitu apakah mereka harus diam saja. Kakaknya telah dibunuh, adiknya menjadi cacat dan nyawanya terancam.
"Yang Mulia, bukankah Yang Mulia juga takut hingga bersikap sepeti ini? Yang Mulia sudah sangat mengerti bukan? Bahwa Yang Mulia tidak bisa mengatasi semua ini. Itulah sebabnya Yang Mulia tidak berani berteriak melalui CNN kalau Kim Bong-gu adalah Klub M."
Jae-ha tak bisa membantah.
Jae-ha akan pulang ke Selatan menggunakan kereta api. Ia diantar oleh Komandan Tinggi Hyeon. Komandan tinggi sekali lagi meminta maaf atas insiden yang menimpa Jae-ha di negaranya.
"Apakah kau menegnal Kim Bong-gu?" tanya Jae-ha. Wajah Komandan Tinggi Hyeon berubah tegang. Shi-kyeong terkejut mendengar nama itu disebut.
"Tampaknya kau juga mengenalnya, " kata Jae-ha mengerti, "Kita harus menjadi kuat bersama."
Ia mengulurkan tangannya. Komandan Tinggi Hyeon menjabat tangan Jae-ha.
Hang-ah duduk di kereta menunggu Jae-ha. Ia sedang berbicara dengan ayahnya di telepon.
"Ayah, aku ben ar-benar harus pergi kali ini."
"Pergi atau tidak, apapun yang Ayah katakan, kau akan tetap pergi. Apakah Ayah bisa ikut campur?" kata ayah Hang-ah. Jae-ha naik ke kereta. Melihat ekspresi sedih Hang-ah, ia tahu Hang-ah sedang berbicara dengan ayahnya. Ia merebut telepon dari Hang-ah.
"Ayah mertua, setelah perayaan chuseok, aku akan kembali bersama Hang-ah."
"Tidak perlu. Sekalinya kau datang telah menimbulkan banyak masalah. Aku sedikit terganggu dengan itu." LOL^^
"Akhir –akhir ini di Selatan, sangat populer untuk mengunjungi keluarga istri setelah mengunjungi keluarga suami pada perayaan Chu-seok. Sebagai Raja Korea Selatan, aku harus mengikuti jaman. Sampai nanti, Ayah. Kami pasti akan datang."
(Chu-seok, perayaan terbesar dan terpenting di Korea. Biasanya dirayakan pada hari ke-15 bulan 8 penanggalan Cina.)
Hang-ah melihat Jae-ha dengan terharu. Ayah Hang-ah mau tak mau tersenyum.
Saat mereka hampir tiba, Hang-ah terlihat murung. Jae-ha berkata ibunya telah menyiapkan sup untuk Hang-ah, apakah tidak berlebihan Hang-ah bereskpresi sedih seperti itu. Hang-ah mengaku ia masih takut dengan tanggapan rakyat Selatan padanya. Jae-ha menggenggam tangan Hang-ah untuk menenangkannya.
Ibunda Raja menyambut Hang-ah dengan hangat. Ia sangat senang me lihat Hang-ah. Hang-ah hendak memberi hormat tapi Ibunda Raja berkata seharusnya ia yang memberi hormat karena Hang-ah telah menyelamatkan anaknya.
Ibunda Raja mengajak Hang-ah ke ruangan sebelah. Ruangan itu dipenuhi banyak hadiah dari rakyat Selatan. Melihat sikap Ibunda Raja dan hadiah dari rakyat, Hang-ah sangat terharu.
Ia membuka hadiah-hadiah itu. Ada yang mengirim jamur, ada yang mengrim penganan kecil. Di dalam sebuah kotak hadiah ada surat. Hang-ah membacanya: pergilah ke neraka, Kim Hang-ah.
Ibunda Raja cepat –cepat merebut kertas itu dari tangan Hang-ah. Ia berkata akan mengirim balasan surat untuk orang itu dan memberikan penjelasan. Hang-ah menggeleng dan tersenyum. Ia sudah merasa tersentuh dengan banyaknya kiriman itu.
Jae-ha tesenyum dan meninggalkan para wanita melepas rindu. Sekretaris Eun mengikutinya. Ia meminta Jae-ha jangan terlalu senang dulu. Popularitas Hang-ah memang meningkat tapi masih ada lebih dari setengah rakyat Korea yang masih meragukannya.
Jae-ha mengeluh apakah Seretaris Eun harus mengatakannya sekarang. Ia berkata Sekretaris Eun sama seperti Eun Shi-kyeong, mudah memadamkan kesenangan orang lain. Jae-ha tahu ini baru awalnya dan ia akan bekerja keras untuk meningkatkan kekuatannya. Sekretaris Eun tersenyum.
Shi-kyeong menggali informasi mengenai Klub M. Tapi tidak ada informasi penting mengenai keterlibatan Klub M dalam pembunuhan Jae-kang. Informan asing itu berkata, kunci utamanya ada pada ingatan Jae-shin.
Shi-kyeong menemui Jae-shin. Jae-shin sedang asyik bermain kartu bersama para dayananya. Jae-shin senang saat melihat Shi-kyeong. Tapi Shi-kyeong terlihat kecewa. Ia bertanya apakah selama ia pergi, Jae-shin hanya bermain. Apakah Jae-shin tidak melakukan perawatan kakinya dan tidak berusaha memulihkan ingatannya.
Jae-shin meminta para dayangnya keluar. Ia berkata ia sudah menjalani berbagai perawatan sejak pagi dan bermain sejenak untuk beristirahat. Apa salahnya? Apa Shi-kyeong hendak mengungkapkan betapa sulitnya yang ia alami di Utara?
"Saat Oppa dan Eonni mengalami masa sulit di Utara, aku bermain-main main di sini. Apakah itu yang hendak kaukatakan?"
Shi-kyeong bertanya apakah Jae-shin sudah mengingat sesuatu. Jae-shin berkata ingatan itu tidal bisa dipaksa keluar.
"Sebenarnya mengapa kau seperti ini? Apa kau tahu apa yang kualami saat ini? Aku tak bisa keluar, terbangun di tengah malam, juga diancam. Apalagi yang.."
"Jadi kau ingin orang lain mengasihani dirimu? Apa kau sengaja tidak memulihkan ingatanmu?" tanya Shi-kyeong dingin.
"Eun Shi-kyeong!" Jae-hin merasa terluka.
"Kau tidak ingin mengingatnya. Separuh tubuhmu lumpuh. Siapapun yang melihatmu akan merasa kasihan. Karena kasihan, mereka seharusnya lebih memperhatikanmu. Kau sala h. Puteri, saat ini kau sedang menyerah. Demikian juga dengan ingatanmu. Walau kau tidak bisa mengingatnya kembali, tak apa. Tapi..tolong jangan bersembunyi. Kembalilah pada Puteri yang sebelumnya. Kembali pada diri Puteri yang sebenarnya. Tulus dan bermartabat."
Jae-shin tak tahan lagi. Ia mengangkat teleponnya. Ia meminta pengawal pribadinya diganti. Siapapun boleh asalkan bukan Eun Shi-kyeong.
"Brengsek menyebalkan," kata Jae-shin. Shi-kyeong menatap Jae-shin dengan sedih.
Jae-ha sedang membaca laopran mengenai Bong-gu. Bong-gu memiliki seorang kekasih bernama Dara dan Dara sering keluar masuk Korea Selatan. Bahkan ada satu tempat yang sering dikunjunginya.
Shi-kyeong tak berkonsentrasi mendengarkan ucapan Jae-ha. Ia mengingat sebutan Jae-shin untuknya " brengsek menyebalkan" (yang sudah berkali-kali Jae-shin ucapkan).
Jae-ha melihat Shi-kyeong yang melamun dan memanggilnya. Shi-kyeong bertanya pada Jae-ha apakah ia memang menyebalkan. Ekspresi Shi-kyeong sedih banget. Jae-ha kebingungan. "Kau memang tipe orang yang lambat sadar (lemot kali ya^^)," katanya.
Shi-kyeong tersenyum mengerti. Ia berkata kekasih Bong-gu memang sering mendatangi tempat itu. Lalu ia menambahkan, "Walau aku sedikit menyebalkan. Tolong percayalah padaku."
Jae-ha bingung. � �Apa kau marah?" tanyanya.
"Orang di balik insiden di taman hiburan Korea Utara telah mengkonfirmasi Kim Bong-gu pelakunya. Klub M –lah yang memberitahu tempat persembunyian orang di balik insiden itu (Komandan Lee) pada Kim Nam-il (ayah Hang-ah)."
Jae-ha bertanya apa yang orang Utara akan lakukan mengenai hal ini. Shi-kyeong berkata walau pihak Utara sangat marah tapi mereka sedang menunggu. Jika Klub M mempengaruhi Cina untuk memblokir hubungan ekonomi dengan Utara maka…
"Korea Utara akan hancur.," Jae-ha menyimpulkan.
Hang-ah diberitahu Jae-ha bahwa pembunuh Jae-kang yang sebenarnya adalah John Mayer. Hang-ah tak habis pikir mengapa orang ini berani membunuh Raja Selatan, lalu membuat keributan di Utara untuk membuat Utara dan Selatan berselisih.
"Dia hanya satu orang. Tapi ia tidak sendirian. Uangnya sangat banyak hingga jumlahnya melampaui akal. dia membeli semuanya dengan uang. Semuanya. Surat kabar, laporan berita, bahkan film. Dalam film, jika terjadi perang saudara, negara kita harus bergantung pada negara yang lebih kuat untuk menghentikan perang itu. Hanya satu intinya. Kekuasaan adal ah keadilan."
Hang-ah berkata itu adalah film murahan. Jae-ha tertawa. Murahan apanya, itu film cerdas bahkan negara Hang-ah sering muncul.
"Aku pernah melihatnya, Pyongyang (ibukota Korea Utara) digambarkan dengan pohon kelapa di tepi jalan," gerutu Hang-ah.
Jae-ha berkata orang-orang itu akan menggunakan segala cara. Mereka tidak menyukai Utara dan Selatan bersatu hingga menjadi lebih kuat.
"Dunia ini begitu besar, begitu banyak hal yang harus dilakukan. Sedangkan kita terlalu kecil," kata Jae-ha pelan. Hang-ah mengamati Jae-ha yang terlihat pasrah.
"Bisakah kita melakukannya? WOC dan pernikahan?" tanya Jae-ha.
Hang-ah sedih melihat Jae-ha yang terlihat kalah dan tak bersemangat seperti itu.
"Ada apa ini? Apa kita tidak akan menikah? Itukah yang kaukatakan?" tanyanya pura-pura kesal.
"Bukan itu maksudku. Tentu saja kita akan menikah," Jae-ha buru-buru menjelaskan, "Tapi jalan di depan penuh liku dan banyak rintangan…"
Hang-ah berdiri, "Dasar brengsek. Siapa yang barusan berkata mereka akan melakukan segala hal agar kita tidak bisa menikah? Jadi jika keadaannya terlalu sulit, kau akan membatalkannya? Jika kau melakukannya lagi, ini adalah yang ketiga kalinya, tahu?!" Hang-ah memarahi Jae-ha.
Jae-ha berkata tentu saja mereka akan menikah. Tapi Hang-ah mengingatkan kalau orang-orang jahat itu (klub M) telah membuat kekacauan, merencanakan pembunuhan dan bahkan menyebabkan kematian anak mereka yang belum lahir. Bagaimana bisa Jae-ha menyerah seperti itu?
"Kita akan segera melakukannya." Jae-ha memegang tangan Hang-ah dengan tatapan memohon, "Kapan? Bulan depan?"
Hang-ah melepaskan tangannya. Ia meminta Jae-ha membuat rencana terlebih dulu untuk membereskan si jahat.
"Jika kau tak bisa menangani orang bernama Yeong-gu atau Bong-gu itu. Kau …. bukanlah seorang pria. Mengapa aku harus menikahi orang seperti itu?"
Hang-ah pergi ke ruang tidurnya dan menegaskan ia akan menolak Jae-ha jika Jae-ha tak bisa membereskannya. Lalu menutup pintunya. Jae-ha berkata ia akan melakukan yang sebaik-baiknya untuk menjatuhkan Bong-gu.
Hang-ah sebenarnya bukan bermaksud untuk merendahkan Jae-ha. Ini adalah caranya untuk membuat Jae-ha bersemangat kembali. Lucunya kali ini Jae-ha ngga marah lagi dimarahi Hang-ah. Dia malah nurut LOL^^
Hang-ah langsung menelepon ayahnya dan menanyakan tentang Kim Bong-gu. Ia bertanya mengapa ayahnya tidak melakukan apa-apa mengenai orang itu. Ayah Hang-ah mengomel Hang-ah tiba-tiba meneleponnya pada tengah malam. Tapi mengapa Hang-ah bisa tahu mengenai Kim Bong-gu?
"Ia menyebabkan Komrad Lee Jae-ha gemetar. Lee Jae-ha adalah orang yang bisa tetap tidur bahkan jika ada bom atom meledak di dekatnya. Siapa yang bera ni membuat priaku menjadi seperti ini?! Aku tidak akan melepaskannya. Aku berharap aku bisa pergi dan mematahkan leher orang itu," kata Hang-ah berapi-api.
Ayah Hang-ah berusaha menenangkan puterinya. Ia sedang melakukan penyelidikan mengenai Bong-gu.
"Jangan hanya menyelidiki tapi bertindaklah. Di mana orang itu tinggal? Sekarang rencana Komrad Lee Jae-ha bisa dijalankan," Hang-ah berpura-pura Jae-ha sudah menyusun rencana untuk melawan Bong-gu.
"Apa? Rencana apa?" tanay ayah Hang-ah panik.
"Maaf, aku tidak bisa membicarakannya dengan Ayah. Aku mohon Ayah melakukan apa yang kuminta," Hang-ah menutup teleponnya.
Ayah Hang-ah menggerutu sejak kapan pihak Selatan mengubah puterinya menjadi orang mereka.
Jae-ha berpakaian rapi mendatangi sebuah klub Jepang. Shi-kyeong meminta pelayan klub itu untuk merahasiakan keberadaan mereka dan tidak membiarkan tamu lain masuk. Jae-ha bertanya apakah wanita itu ada di dalam. Shi-kyeong mengangguk. Bagus, kata Jae-ha.
Baru berjalan dua langkah, ia berbalik dan mendekati Shi-kyeong.
"Kau tahu bukan, ini hanyalah bagian dari rencana. Orang yang kucintai hanyalah Hang-ahku. Hanya Kim Hang-ah. Jika Hang-ah mengatakan sesuatu, kau harus menjadi saksiku, ya."
Shi-kyeong tersenyum dan mengangguk. Jae-ha menepuk bahu Shi-kyeong dan berjalan ke dalam.
Seorang wanita duduk sendirian di dalam klub itu sambil minum-minum. Ia adalah Dara, kekasih Bong-gu. Jae-ha berjalan dengan penuh percaya diri dan duduk di meja yang tak jauh dari meja wanita itu.
Wanita itu bertanya siapa Jae-ha. Hah? Apa dia ngga pernah nonton TV sampai ngga tahu wajah Raja? Dan lagi dia kan pengikut Bong-gu.
Wanita itu berkata ia telah menyewa seluruh tempat itu malam ini. Aku juga, kata Jae-ha polos. Tampaknya pesona Jae-ha berhasil memikat wanita itu. Dara tersenyum. Jae-ha balas tersenyum.
Keesokan harinya, Sekretaris Bong-gu menemui Bong-gu yang sedang sarapan. Ia berkata mereka mendapat kejutan. Ada hadiah dari keluarga kerajaan Korea Selatan. Bong-gu bertanya darimana mereka tahu tempat tinggalnya. Apakah itu benar-benar dari keluarga kerajaan.
Hadiah itu diberi materai dan cap Raja jadi pastinya asli. Bong-gu membaca surat yang menyertai hadiah itu.
"Kim Bong-gu-sshi, walau aku mengirimkan hadiah ini untukmu, sebaiknya kau jangn membukanya. Kau harus tahu kodenya untuk bisa membuka hadiah itu. Tidak akan mudah membukanya. Aku cukup menderita saat aku mencoba membuka ilseongnok kakakku. Aku tak ingin melihatmu menderita juga. Tapi jika kau ingin tahu, aku akan memberikan sedikit petunjuk. Kodenya terdiri dari satu kata. Aku mempunyainya, tapi kau tidak mempunyainya. Tapi aku dengan tulus menasihatimu, jangan buka kotak itu. kau akan menyesalinya."
Sekretaris Bong-gu berkata Jae-ha hanya mencoba membuat Bong-gu bingung dan hendak mengirimnya kembali. Tapi Bong-gu adalah orang yang menyukai tantangan, apalagi ia ditantang oleh "anak kecil" seperti Jae-ha.
Hadiahnya adalah kotak yang dilindungi oleh kode suara. Bong-gu mulai mencari kata kunci yang bisa membuka kotak itu berdasarkan petunjuk Jae-ha. Satu kata. Jae-ha memilikinya tapi Bong-gu tidak memilikinya.
"Cap giok kerajaan." Salah.
'Pangeran." Salah
"Penampilan." Salah. "Benar juga penampilanmu dan penampilanku tidak jauh berbeda," kata Bong-gu tertawa.
"Kehormatan?" Salah.
Nampaknya Bong-gu senang dengan "mainan" barunya.
Jae-ha memberitahu Sekretaris Eun mengenai rencananya. Sekretaris Eun berkata itu tidak mungkin. Jae-ha mengingatkan Sekretaris Eun memintanya untuk menemuinya jika sudah yakin akan bertindak.
"Sekaranglah waktunya. Aku ingin melakukannya bersama Hang-ah. Tidak peduli bagaimanapun aku memikirkannya, tidak ada cara lain. Tolong bantu kami, Paman."
Sekretaris Eun terdiam. Tampaknya ia menyetujui rencana Jae-ha (sepertinya WOC).
Hingga malam hari, Bong-gu belum berhasil membuka kotak itu. Ia mulai kesal. Namun tiap berbicara satu kata, kotak itu akan berbunyi "niiit" tanda salah. Berbagai kata ia coba. Paspor Korea Selatan. Kewarganegaraan. Jubah raja. Mahkota. Etiket. Moral. Kesopanan. Nurani.
Niiiit…..
Bong-gu mengamuk dan memukul-mukulkan kotak itu ke meja lalu membantingnya. Ia meminta sekretarisnya membawa pergi kotak itu dan membukanya baik itu dengan palu atau kapak atau apapun itu.
Hang-ah pergi bersama Jae-ha dan akan muncul bersama untuk pertama kalinya di depan publik untuk menghadiri sebuah konser. Hang-ah terlihat tegang. Demikian juga Jae-ha. Banyak orang memperkirakan Jae-ha akan mengumumkan sesuatu yang penting dalam acara itu.
Sekretaris Bong-gu melaporkan bahwa kotak itu tidak tertembus oleh sinar X-ray untuk melihat apa isinya. Juga dirancang untuk meledak jika dibuka dengan paksa. Ia berkata ia akan membuangnya.
"Berikan padaku. Aku akan mencaritahu apa sebenarnya maksud si berandal itu," kata Bong-gu.
Sekretarisnya meletakan kotak itu pelan-pelan di depan Bong-gu. Bong-gu menatap kotak itu.
< p>Mobil kerajaan tiba di gedung konser. Para reporter sudah menunggu di sekitar karpet merah. Jae-ha menoleh pada Hang-ah."Apa kau sudah siap?" tanyanya. Hang-ah tersenyum kecil dan mengangguk. Jae-ha menggenggam tangan Hang-ah. Keduanya saling berpandangan. Seakan berkata, asalkan kita bersama.
Mereka turun dari mobil. Berjalan bergandengan menaiki tangga.
Bong-gu terus memikirkan apa yang menjadi kode kotak itu. Ia teringat sesuatu dan berkata "rakyat" (Jae-ha memiliki rakyat yang mengakuinya sedangkan Bong-gu tidak. Raja mana yang tidak memiliki rakyat?). Kotak itu terbuka. Bong-gu membuka kotak itu.
Hang-ah dan Jae-ha tiba di puncak anak tangga. Mereka berpandangan, lalu berbalik dan melambaikan tangan menyapa reporter. Menunjukkan pada dunia, khususnya Bong-gu, bahwa mereka tak gentar.
Komentar:
Bener-bener suka episode ini. Luar biasa pokonya. Ada ketegangan, ada kehangatan. Ada kebencian, ada cinta. Ada ketakutan, ada keberanian. Salah satu kelebihan drama ini adalah drama ini tidak cengeng. Setiap konflik dihadapi dengan cepat dan cerdas.
Melihat Hang-ah dan Jae-ha, aku jadi teringat pada Hwon dan Yeon-woo. Keduanya pasangan Raja dan Ratu ideal. Hwon dan Jae-ha adalah Raja muda yang cerdas, sama-sama bertemperamen tinggi, dan berpotensi untuk menjadi Raja yang baik. Walau kalau dilihat lagi, Jae-ha juga memiliki kesamaan dengan Yang Myung.
Namun yang menarik, pendamping mereka bisa melengkapi mereka dengan caranya masing-masing. Yeon-woo dengan kecerdasan dan ketulusannya. Hang-ah dengan keberanian dan ketegarannya.
Yeon-woo menenangkan Hwon dengan memberikan kata-kata lembut namun penuh arti. Hang-ah sebaliknya. Ia menantang Jae-ha dengan kata-kata keras (kadang menyakitkan) untuk me narik Jae-ha keluar dari sikap kekanakkannya dan menjadi pribadi yang lebih baik.
Sekarang mereka telah bersatu dan saling mempercayai. Mereka akan bergandengan bersama menghadapi Bong-gu, dan mungkin…. Sekretaris Eun.